Muhammad Imam Makhrus

Namun Kampung Kauman yang ada di Kota Surakarta, memiliki cerita tersendiri, yang sejarah kelahirannya mempunyai kisah yang panjang. Nama Kauman memiliki keterkaitan dengan keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta. Berdiri seumur dengan di bangunnya Masjid Agung Surakarta oleh PB III tahun 1757 M. Masjid ini dibangun oleh raja sebagai bentuk kewajiban raja dalam memimpin rakyatnya dimana raja sebagai Sayyidin Panatagama Khalifatullah, yang berarti raja selain menjadi pemimpin kerajaan raja juga sebagai pemimpin agama agar rakyat dapat hidup damai dan sejahtera.

Lahirnya kampung Kauman dimulai dengan adanya penempatan abdi dalem pamethakan yang bertugas dalam bidang keagamaan dan kemasjidan yaitu Kanjeng Kyai Penghulu Mohammad Thohar hadiningrat (Penghulu dalem ing keraton dalem Surakarta), yang bermukim di sekitar masjid Agung. Penghulu membawahi tanah disekitar masjid yang warganya terdiri dari abdi dalem mutihan /pamethakan (abdi dalem yang beragama Islam) dan ulama sebagai pembantu/mewakili tugas Penghulu apabila Penghulu berhalangan. Tanah yang beliau tempati adalah pemberian dari Sunan PB III dengan status tanah anggaduh. Yang berarti hanya berhak menempati atau nglungguhi dan tidak punya hak milik.
Oleh keraton, tanah yang ditempati penghulu dan para abdi dalem mutihan tersebut diberi nama Perkauman, artinya tanah tempat tinggal para kaum, dan menjadi Kauman. Seperti yang dijelaskan oleh RM Sajid dalam kutipan Babad Sala hal. 42: “Panggenahing abdi dalem ngulama, saking pangkat bupati sak-andhahanipun sadaya, dumugi kaum, naminipun kampung kauman“.
Sumber: Produksi Batik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar